Entri Populer

Minggu, 08 Januari 2012

Jeruk Keprok SoE Diambang Punah??

Istilah jeruk keprok SoE mulai dikenal tatkala tanaman apel SoE menghilang sejak 1980-an. Saat itu khalayak mengetahui ada komoditi unggulan di TTS, selain apel, berupa jeruk keprok SoE.
Puncaknya, keunggulan jeruk keprok SoE baru mendapat perhatian secara luas ketika digelar Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengkajian Pengembangan Jeruk Keprok SoE pada bula Juni 2003.

Jeruk ini bahkan disebut- sebut merupakan keprok terbaik Indonesia. Secara fisik, ciri khusus jeruk Keprok SoE adalah kulit buah berwarna orange kemerahan cerah mirip buah jeruk impor. Rasanya khas merupakan campuran antara manis dan asam yang pas dan segar serta tidak meninggalkan rasa pahit seperti halnya jeruk keprok yang lain. Kulit buah mudah dikupas, tekstur kulit buah halus dan mengkilap. Sentra produksi jeruk ini terletak di NTT tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara

Meski pun unggul secara kualitas, namun beberapa tahun terakhir, jeruk keprok SoE mulai mengalami penurunan secara kuantitas. Hal ini terjadi karena adanya perubahan cuaca dan iklim yang cukup signifikan, serta hama pohon jeruk. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 90-an jeruk ini banyak ditemukan dipasar dengan harga yang cukup murah, bahkan bukan lah pemandangan yang langka untuk melihat pohon jeruk keprok di halaman rumah masyarakat disebagian besar di Kabupaten Mollo Utara dan Mollo Selatan, kabupaten TTS.
Hal ini juga disinyalir karena lahan yang dahulu ditanami jeruk sebagian besar alih fungsi untuk penanaman produk umbi-umbian, kacang jagung dan sebagainya.

Koordinasi dan sinkronisasi program serta komitmen bersama diantara institusi terkait perlu diwujudkan. Dibutuhkan rencana yang matang dan aksi rehabilitasi agribisnis jeruk keprok SoE secara berkelanjutan, kongkrit dan implementatif yang diharapkan dapat berdampak positif bagi masyarakat, khususnya para pelaku agribisnis jeruk keprok

Kita doakan bersama semoga Jeruk Keprok nasibnya tidak akan sama dengan apel SoE, tidak mengalami nasib buruk kegagalan pengembangan komoditi perkebunan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar